Pembelajar


Menjalani kehidupan sebagai seorang guru merupakan pilihan. Aku selalu yakin akan skenario Tuhan untuk umatNya bahwa keseimbangan hidup akan berjalan dengan normal bila semua posisi kehidupan itu mampu untuk saling mengisi. Salah satu posisi itu adalah menjadi seorang guru. Telah banyak hadir guru di negeri ini, yang selalu silih berganti seiring perputaran usia. Tapi guru yang seperti apa yang diharapkan oleh peserta didik dan bangsa ini? Salah satu jawabannya adalah guru pembelajar.
 Guru pembelajar adalah guru yang mengenal tentang dirinya, bahwa dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik dalam belajar. Guru dituntut untuk mencari tahu terus menerus bagaimana seharusnya peserta didik itu belajar. Maka apabila ada kegagalan peserta didik, guru terpanggil untuk menemukan penyebab kegagalan dan mencari jalan keluar bersama dengan peserta didik; bukan mendiamkannya atau malahan menyalahkannya. Begitu mulianya menjadi guru pembelajar.
Menjadi guru menyangkut perkara hati, mengajar adalah profesi hati. Hati harus banyak berperan atau lebih daripada budi. Oleh karena itu, pengolahan hati harus mendapatkan perhatian yang cukup, yaitu pemurnian hati atau motivasi untuk menjadi guru. Aku berusaha memupuk sikap kesediaan untuk mengenal diri dan kehendak untuk memurnikan keguruanku. Belajar dengan meluangkan waktu untuk menjadi guru. Seorang guru yang tidak bersedia belajar tak mungkin kerasan dan bangga jadi guru. Kerasan dan kebanggaan atas keguruannya adalah langkah untuk menjadi guru pembelajar.
Julukan guru pembelajar terasa membanggakan bila itu hadir ke dalam diriku. Aku berusaha memetakan kembali alasan-alasanku menjadi guru. Dengan harapan semakin menguatkan semangatku untuk menjadi guru pembelajar. Aku rasa ada 15 alasan yang menguatkanku memilih profesi guru sebagai pilihan hidupku:
  1. Menjadi guru merupakan bagian dari mimpiku yang kini telah terwujud. Dengan menjadi guru berarti aku telah melanjutkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah. Terasa tidak sia-sia setelah bersusah-susah menggeluti ilmu di bangku kuliah bisa menerapkannya di lapangan. Terbayang saat praktek mengajar saat kuliah dengan kondisi masih gugup akhirnya bisa teratasi ketika sudah benar-benar menjadi guru yang sebenarnya.
  2. Menjadi guru membuatku merasa tenang menata masa depan dengan memiliki tabungan akhirat. Paling tidak dengan menjadi guru lebih membuka peluang besar untuk mengisi tabungan itu dengan amal jariah di dalamnya.
  3. Menjadi guru akan selalu menyenangkan mengingat objek siswa dengan permasalahannya yang dihadapi sehari-hari tidak akan membosankan karena ada dinamika di dalamnya.
  4. Menjadi guru akan memperbanyak saudara karena berkesempatan berinteraksi dengan siswa, rekan kerja, dan orang tua yang akan menjadi saudara kita.
  5. Menjadi guru membuat kita berkesempatan mencetak anak-anak sholeh. Mereka yang suatu saat diharapkan doanya akan melancarkan kita menuju kehidupan yang lebih abadi.
  6. Menjadi guru memiliki prestise tersendiri. Di masyarakat akan selaku ada getaran tersendiri bila sapaan “Pak Guru” mengalir memanggilku. Bukan sekedar sapaan tapi menjadi tempat bertanya dan dihormati merupakan prestise yang jarang dimiliki profesi lain di masyarakat.
  7. Menjadi guru membuatku memiliki banyak relasi dalam masyarakat yang akan memperlancar segala permasalahan yang aku hadapi. Kadang hal-hal tak terduga muncul dan mampu dipecahkan dengan kehadiran relasi tersebut.
  8. Menjadi guru memberi kesempatan padaku untuk mendapatkan sumber inspirasi dalam menulis. Lingkungan kerja pendidikan dengan guru dan siswa serta permasalahannya membuatku lebih mudah untuk mendapatkan ide. Ide yang tak pernah habis ketika kuingin menulis sesuatu.
  9. Menjadi guru merupakan langkah untuk mencerahkan umat. Menebarkan ilmu membuat generasi yang akan datang semakin cerah untuk mengisi sisi-sisi peradaban di muka bumi ini.
  10. Menjadi guru membuatku berkesempatan selalu belajar setiap hari dan terus menambah ilmu pengetahuan terbaru.
  11. Menjadi guru membuatku awet muda. Ada yang mengatakan semakin sering otak dilatih membuat kita terhindar dari kepikunan karena setiap hari otak kita terlatih untuk mengingat ilmu.
  12. Menjadi guru memberikan kesempatanku untuk menyalurkan kesenanganku dengan membaca. Dengan membaca membuatku kaya ilmu dan informasi. Membaca membuatku bisa tampil percaya diri untuk bergaul dengan berbagai kalangan.
  13. Menjadi guru membuatku hidup menjadi lebih teratur. Walau kata orang melakukan rutinitas sesuatu yang membosankan tapi bagiku melakukan rutinitas pekerjaan sebagai guru membuat hidupku semakin teratur pada waktu dan target.
  14. Menjadi guru sebagai ladang amal yang sangat luas dan banyak memberikan pahala yang tidak pernah habis.
  15. Menjadi guru sebagai ladang dakwah bagiku  untuk menebarkan kebaikan dengan ilmu.
Tips Menjadi Guru Teladan:
  1. Menjadi guru teladan yang menjadi contoh bagi lingkungan sekitarnya perlu selalu memperbaiki motivasi dirinya sebagai guru. Motivasi ini penting sekali untuk menguatkan diri atas kejenuhan menjalani rutinitas dan tantangan sosial dan ekonomi lainnya.
  2. Menulis buku akan membuat nama kita akan dikenal sebagai guru yang profesional. Dengan menulis buku maka multimanfaat yang akan kita peroleh. Manfaat ekonomi, sosial, dan ilmu pengetahuan yang akan dikenang oleh generasi yang akan datang.
  3. Banyak strategi belajar yang sering  kupilih untuk diterapkan. Beragam metode, media, teknik, strategi pembelajaran kucoba terapkan untuk membuat peserta didik selalu menanti kehadiran pelajaran. Kuselalu belajar kapan saja, dimana saja, dan dari siapa saja. Selain itu membaca buku, majalah dan surat kabar di rumah, aku juga bisa memanfaatkan waktu menunggu, waktu senggang, waktu di jalan untuk menambah ilmu. Buku dan perpustakaan bagiku adalah surga kecil yang membuatku merasakan kenikmatan setiap berada di dekatnya. Tidak akan ada waktu tersisa dan teragendakan untuk hal-hal yang sia-sia.
  4. Selain membaca, aku juga memanfaatkan waktu untuk melakukan observasi lapangan berbagai hal yang terjadi di sekitarku. Aku sering menyempatkan diri untuk menghadiri seminar, workshop, pelatihan singkat, ataupun menyempatkan waktu untuk meningkatkan diri melalui sarana elektronik internet. Internet bagiku merupakan ladang ilmu yang tak kan pernah lelah untuk kutuai dan tak pernah habis.
  5. Guru pembelajar harus mampu menantang dirinya untuk selalu berprestasi. Lomba-lomba guru sebagai uji kompetensi selalu menjadi agenda rutin. Kemampuan untuk berusaha menuangkan ide dan berkompetensi adalah syarat untuk memajukan profesi guru. Melahirkan karya-karya bernuansa bertemakan pendidikan merupakan sebuah prestasi yang akan selalu dikenang, apalagi karya tersebut dituangkan dalam bentuk tulisan. Ya, menulis haruslah menjadi budaya bagi seorang guru pembelajar. Pengalaman berlomba melecutku untuk terus berkarya karena aku disadarkan akan pentingnya sebuah persaingan dalam menjalankan hidup.
Di dunia yang bergerak cepat, banyak perubahan terjadi. Untuk mengendalikan perubahan ini, aku harus selalu belajar. Tanpa belajar, aku yakin tidak akan bisa mengejar perubahan tersebut. Jadi, belajar sudah merupakan keharusan, tetapi yang lebih diperlukan adalah belajar untuk perubahan. Mari kita ubah wajah negeri dengan selalu bertekad untuk menjadi guru pembelajar.

Tidak ada komentar