Optimalisasi Peran Strategis Dharwa Wanita Persatuan KBRI: Upaya Meningkatkan Citra Bangsa dalam Pergaulan Internasional


Perempuan Indonesia dan TKW: Kesalahkaprahan
Sudah menjadi kesalahkaprahan kalau berbicara tentang keberadaan perempuan Indonesia di luar negeri bahwa persepsi awal yang muncul adalah sosok TKW (Tenaga Kerja Wanita). TKW dengan beragam permasalahannya. Permasalahan penyiksaan, pelecehan dan penipuan oleh majikan selalu menjadi berita miris bagi kita sebagai sebuah bangsa yang besar. Fakta tersebut seolah-olah menandaskan bahwa bangsa ini tidak memiliki pilihan untuk memilih menjadi bangsa yang bermartabat. Generalisasi tersebut menutupi prestasi-prestasi lain yang telah dilakukan perempuan Indonesia di luar negeri.
Realitanya komunitas perempuan Indonesia di luar negeri bukan saja terdiri dari komunitas TKW. Masih banyak komunitas perempuan Indonesia di luar negeri yang berkiprah menurut perannya masing-masing. Komunitas yang dimaksud adalah komunitas pelajar/mahasiswi, perempuan di kalangan pejabat Kedubes atau yang tergabung dalam Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI. Masing-masing komunitas telah melakukan banyak hal sesuai dengan perannya. Setiap torehan prestasi lewat kegiatan yang dihasilkannya sedikit banyak telah menunjukkan eksistensi dan citra Indonesia di mata pergaulan dunia.  Untuk itu tulisan ini akan membahas peran strategis yang dapat dilakukan salah satu komunitas perempuan yang ada yaitu DWP KBRI untuk meningkatkan citra bangsa dalam pergaulan internasional.

Peran Strategis DWP KBRI
DWP sebagai sebuah organisasi wanita yang akan selalu hadir meniringi keberadaan KBRI di belahan bumi ini. DWP dibentuk untuk mengkreatifkan perempuan Indonesia di luar negeri.  Beragam kegiatan yang dilaksanakan selama ini dirasa telah memberikan nuansa Indonesia di kalangan perempuan dari negara KBRI berada. Mengingat peran yang cukup strategis tersebut maka sudah sepantasnyalah DWP KBRI yang tersebar di seluruh dunia menjadi pelopor dan duta bangsa yang dapat mengangkat citra bangsa Indonesia dalam pergaulan internasional.
Pengurus DWP KBRI harus mampu meningkatkan beragam kegiatan yang benar-benar menjadi duta dan wakil wajah Indonesia. Kegiatan yang selama ini dilakukan sebenarnya sudah cukup representatif namun perlu dilakukan terobosan lebih jauh sehingga pelibatan beragam komunitas perempuan yang ada menjadi lebih maksimal.
Beberapa alternatif kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengangkat citra perempuan sekaligus citra Indonesia di luar negeri antara lain:
a.      Promosi budaya Indonesia.
Kekayaan alam Indonesia selalu menjadi inspirasi bagi siapa saja untuk berkreativitas dalam mengembangkan ide. DWP dapat memanfaatkan hal tersebut dengan mengenalkan budaya Indonesia dalam even kegiatan yang telah terkemas dengan profesional.
b.      Pemberian keterampilan TKW.
Tenaga Kerja Wanita Indonesia memang sudah diidentikkan sebagai pembantu rumah tangga. Stigma tersebut akan bernada stereotipe bila tidak ada pihak yang mau peduli untuk meningkatkan derajat dan kualitas dirinya. Disinilah letak DWP KBRI berperan untuk menjadi mediasi dan wadah memberikan keterampilan yang sangat berguna untuk menjalankan rutinitasnya sebagai pembantu rumah tangga maupun wawasannya.
c.       Membuka usaha rumah makan.
Kuliner Indonesia merupakan salah satu yang terkaya di dunia. Keanekaragaman tersebut sangat disayangkan kalau hanya bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia saja. DWP KBRI dapat mengembangkan potensi ini dengan membuka usaha rumah makan yang dapat dikenalkan kemasyarakat dunia. Untuk mewujudkan hal tersebut kita perlu belajar dari pemerintah Thailand yang mempunyai program persebaran Restoran Thailand di seluruh dunia. KBRI yang ada di seluruh dunia dapat mengalokasikan dana untuk mewujudkan usaha tersebut. Bila ini dapat terjadi maka potensi Tenaga Kerja Wanita Indonesia dapat melihat peluang ini sebagai sebuah usaha yang lebih bergengsi dibandingkan menjadi pembantu rumah tangga.
d.      Membuka usaha kerajinan.
Kerajinan yang dimiliki bangsa ini tidak kalah dengan kekayaan kuliner. Pemberian pembinaan yang berkelanjutan akan memunculkan tenaga-tenaga wanita yang terampil dalam memproduksi kerajinan yang khas dari bangsa Indonesia. Potensi ini menjadi ladang yang cukup mampu mengangkat derajat wanita Indonesia sebagai insan-insan yang kreatif.
        e. Pusat-pusat kajian.
Kehadiran lembaga-lembaga kajian tentang Indonesia dapat dijadikan peluang bagi DWP KBRI untuk menghimpun perempuan-perempuan intelektual yang ada di luar negeri. Kajian dapat meliputi beragam disiplin ilmu atau kajian tentang budaya Indonesia yang tentunya disesuaikan dengan kemampuan tenaga pengelola yang ada.
f.        Menjalin kerjasama dengan organisasi perempuan setempat.
Keberadaan DWP KBRI akan dikenal masyarakat dunia apabila pengurus mampu melakukan kerjasama dengan organisasi perempuan setempat. Kerjasama yang terjalin akan membuat penilaian tentang Indonesia oleh masyarakat dunia semakin lebih positif dan menyeluruh.
g.      Diskusi-diskusi ilmiah tentang Indonesia.
DWP dapat mengambil peran lebih dalam meluruskan beragam kejadian yang berlangsung di dalam negeri lewat diskusi-diskusi ilmiah yang diselenggarakan. Diskusi dapat diformat dengan acara seminar dengan mendatangkan ahli yang terkait dengan permasalahan yang ada, serta mengundang masyarakat luar negeri sekitar KBRI berada. Kondisi ini akan semakin menjernihkan persepsi negatif tentang masalah yang terjadi di Indonesia.
Sebuah Harapan
Langkah-langkah yang diambil oleh DWP KBRI untuk menaikkan derajat perempuan Indonesia perlu mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan. Mulai dari kalangan kedutaan, Pemerintah Indonesia, media massa, dan berbagai elemen masyarakat yang lain. Lewat terobosan-terobosan kegiatan yang dilakukan DWP KBRI secara konsisten maka lambat laun citra Indonesia akan semakin positif  dalam pergaulan masyarakat internasional.

Tidak ada komentar