A. Pendahuluan
Bicara persepsi masyarakat kita tentang
bank, dapat dipastikan anggapan yang muncul adalah bank sebagai lembaga untuk
menyimpan uang. Kondisi di lapangan menunjukkan belum semua lapisan masyarakat
memanfaatkan produk bank secara maksimal. Padahal berbagai produk bank yang
dikeluarkan memiliki kemanfaatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Hal ini
sejalan dengan pengertian bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Keberadaan perbankan termasuk salah satu
sektor yang diharapkan mampu berperan aktif dalam menunjang kegiatan
pembangunan nasional. Peran itu diwujudkan dalam fungsi utamanya sebagai
lembaga intermediasi atau institusi perantara antara debitor dan kreditor.
Dengan demikian pelaku ekonomi yang membutuhkan dana untuk menunjang
kegiatannya dapat terpenuhi dan kemudian roda perekonomian bergerak. Kehadiran
bank di tengah masyarakat sangat penting dikarenakan bank memiliki fungsi yang
sangat lekat dengan kehidupan bermasyarakat yaitu sebagai:
1. lembaga yang menghimpun dana-dana
masyarakat
2. lembaga yang menyalurkan dana dari
masyarakat dalam bentuk kredit
3. lembaga yang melancarkan transaksi
perdagangan dan pembayaran uang
4. memperlancar mekanisme pembayaran
5. berkaitan dengan pemberian fasilitas atau
kemudahan mengenai aliran dana dari yang kelebihan kepada yang membutuhkan dana
(Kelompok Kerja, 2007).
Dunia perbankan adalah dunia kepercayaan
masyarakat. Kita masih ingat ketika kasus moneter melanda negeri ini sekitar
tahun 1997, dapat kita saksikan situasi collapse
melanda perbankan negeri ini. Walaupun yang melatarbelakangi peristiwa krisis
tersebut adalah kasus politik, namun dampaknya dapat kita lihat pada dunia
perbankan. Situasi penarikan uang nasabah secara besar-besaran terjadi dan
likuidasi beberapa bank yang berakibat tidak mampu menjalankan operasional
alias gulung tikar mewarnai krisis kepercayaan masyarakat akan keberadaan bank.
Situasi ini menuntut pemerintah melakukan
berbagai cara untuk merebut kembali kepercayaan masyarakat pada bank. Berbagai
program telah dilakukan untuk memulihkan citra positif bank di mata masyarakat,
seperti program edukasi perbankan di dalam masyarakat. Program ini dilakukan
untuk membangun bersama kesadaran (awareness)
akan pentingnya bank dalam keberlangsungan hidup masyarakat.
B. Edukasi Perbankan di Masyarakat
Menghadapi kondisi-kondisi di atas membuat
Bank Indonesia bersama-sama dengan bank-bank dan asosiasi-asosiasi perbankan
yang tergabung dalam Kelompok Kerja Edukasi Masyarakat di Bidang Keuangan
menyusun Cetak Biru Edukasi Masyarakat di Bidang Perbankan. Cetak biru untuk
nasabah tersebut sebagai langkah untuk menciptakan pemahaman masyarakat
terhadap kegiatan perbankan.
Cetak biru edukasi sebagai wujud
implementasi program utama Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yaitu
peningkatan perlindungan dan pemberdayaan nasabah. Cetak biru edukasi menjadi
panduan pihak perbankan melakukan langkah-langkah strategis untuk mendidik
masyarakat dalam memahami dan merasakan pentingnya bank bagi masyarakat. Cetak
biru edukasi memiliki visi mewujudkan masyarakat yang memiliki pengetahuan dan
informasi yang memadai, percaya diri, memahami fungsi dan peran, serta manfaat
dan risiko produk jasa bank sehingga dapat mengelola keuangan secara bijaksana
untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di masa datang.
Edukasi Perbankan disusun dengan empat tujuan
yaitu:
1. Membangun minat masyarakat pada perbankan.
2. Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai
produk dan jasa bank serta kesadaran akan hak dan kewajiban nasabah.
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai
aspek kehati-hatian dalam melakukan transaksi keuangan.
4. Meningkatkan pengenalan terhadap
ketersediaan sarana pengaduan dan mekanisme penyelesaian sengketa untuk
menyelesaikan permasalahan dengan bank (Kelompok Kerja, 2007).
Dengan cetak biru edukasi ini masyarakat
dapat memilih produk dan jasa bank melalui pertimbangan yang matang serta
berdasarkan informasi yang jelas dan memadai. Edukasi ini akan lebih efektif
apabila dilakukan melalui kerjasama di antara lembaga-lembaga yang ada seperti
lembaga pendidikan.
C. Peran Sentral Dunia Pendidikan
Mengapa dunia pendidikan? Dalam cetak biru
edukasi, hal-hal yang mendasari urgensinya dunia pendidikan terhadap
keberhasilan edukasi perbankan dikarenakan:
1. Pelajar termasuk lima kelompok besar
masyarakat sebagai target pelaksanaan edukasi perbankan.
2. Dalam pola strategi jangka pendek pada
butir programnya disebutkan melakukan program edukasi kepada target segment yang mempunyai pengaruh
besar pada kelompok masyarakat tertentu agar dalam jangka panjang dapat menjadi
change implementator, misalnya: kaum
intelektual yang diwakili oleh guru.
3. Dalam pola strategi jangka panjang salah
satunya disebutkan memperluas dan mengintensifkan program edukasi melalui
integrasi program edukasi dengan kurikulum sekolah maupun penyempurnaan dan
pengkinian materi mengenai uang dan bank yang sudah terdapat dalam kurikulum
sekolah saat ini dengan cara memanfaatkan jalur pendidikan sekolah formal mulai
dari SD sampai dengan SMA.
Mengingat penting dan besarnya porsi peran
pendidikan dalam cetak biru edukasi perbankan maka perlu ada penajaman langkah-langkah
strategis untuk mewujudkan program tersebut khususnya di kalangan pelajar. Program
penyadaran edukasi perbankan di kalangan pelajar apabila dilakukan dengan
konsisten maka untuk menata penyadaran berikutnya akan lebih mudah. Mengingat kelanjutan usia pelajar akan
berlanjut ke tingkat target kelompok penyadaran yang lebih tinggi. Dengan kata
lain kelompok pelajar sebagai kelompok fundamental yang harus dibina secara
kokoh sehingga di masa depan dengan otomatis akan muncul kelompok yang telah
sadar akan peran perbankan.
D. Penyadaran Edukasi Perbankan Melalui Pelajar
Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan
untuk mengoptimalkan posisi pelajar dalam program edukasi perbankan antara
lain:
1.
Program Nara Sumber Masuk Kelas
Program ini dilakukan
mengingat kurikulum dalam pembelajaran ekonomi terdapat pengenalan materi
tentang bank dan uang. Hal ini akan terasa lebih tajam dalam pembahasannya bila
disampaikan langsung oleh nara sumber primer dalam hal ini pihak bank. Program
ini disamping bermakna keilmuan juga bermanfaat untuk melakukan edukasi bagi
masyarakat sekolah sekaligus melakukan pemasaran bagi pihak bank. Apalagi nara
sumber mampu memberikan penjelasan dan berpenampilan baik maka dampak jauh yang
akan muncul adalah makin cintanya pelajar akan bank, bahkan memberikan obsesi
akan sebuah cita-cita bagi pelajar untuk bekerja sebagai pegawai bank atau
memakai produk bank tersebut.
2.
Program Pembuatan Buku Panduan Cetak Biru
untuk Pelajar
Cetak Biru Edukasi Perbankan
akan lebih mudah dimengerti bila disusun menurut kelompok target edukasi. Untuk
pelajar perlu disusun dengan bahasa dan visual yang lebih nyata agar sasaran
penyadaran (awareness) dapat tepat
sasaran.
3. Program Sosialisasi Produk ke Sekolah
Beragam produk yang ada pada
bank perlu dikenal masyarakat sehingga dapat dirasakan manfaat serta keuntungannya.
Lewat kegiatan ”Bank Masuk Sekolah” sosialisasi bank akan dapat lebih mengena
bila pihak bank menunjukkan langsung produk, cara, dan keuntungannya.
4.
Program Apresiasi
Pihak bank perlu menjalin
kerjasama dengan pihak sekolah untuk membuka counter menabung pada hari tertentu. Kerjasama ini akan bermanfaat
ganda bagi pihak sekolah maupun pihak bank. Bagi sekolah, memunculkan budaya
menabung di kalangan pelajar. Bagi bank, bermanfaat untuk pemasaran sekaligus
profit besar mengingat nasabah yang telah jelas dengan kerutinannya menabung.
Keadaan ini akan semakin menjadi edukasi yang baik bagi pelajar bila nasabah
yang paling sering menabung diberi apresiasi berupa hadiah. Maka secara tidak
langsung kesadaran yang dipacu dengan kompetisi untuk mendapatkan apresiasi
akan terjadi dengan baik. Pemberian beasiswa termasuk bentuk apresiasi positif
pihak bank yang sering dilakukan.
5.
Program Kunjungan ke Bank
Program kunjungan merupakan
program yang paling efektif untuk mengedukasi perbankan di kalangan masyarakat,
khususnya pelajar. Kunjungan yang dilakukan dapat difasilitasi dengan mencari
kesepakatan antara pihak bank dan sekolah yang menyesuaikan beberapa
persyaratan dan kondisi. Melihat langsung proses perputaran uang dengan segala
permasalahannya memberikan kesan mendalam terhadap peran bank. Pengenalan
beragam produk yang ada akan membuat pelajar menjadi penyambung lidah kepada
masyarakat tentang produk bank tersebut. Hal ini akan memudahkan pihak bank
untuk mengedukasi pada kelompok masyarakat lainnya.
6.
Program Kompetisi
Dalam setiap perlombaan di
kalangan pelajar kecenderungan yang terjadi pihak bank hanya bertindak sebagai
sponsor. Paradigma tersebut harus diubah dengan cara pihak bank menjadi
pengelola kegiatan kompetisi yang bertemakan seputar bank. Bentuk kompetisi
yang dapat dilakukan seperti Debat Perbankan, Lomba Penulisan Artikel
Perbankan, Poster Perbankan, dan lain-lain. Lewat kompetisi tersebut pihak bank
akan mendapatkan beragam keuntungan selain mengedukasi pelajar dan mendatangkan
citra positif bank di mata masyarakat. Apalagi dilanjutkan dengan publikasi
media massa maka masyarakat akan semakin ingin tahu dan mengerti posisi bank di
masyarakat bukan hanya sebagai lembaga menyimpan uang tapi lembaga yang
memiliki kepedulian terhadap masyarakat.
7. Program membuka Tabungan Haji bagi Pelajar
Pelajar perlu ditanamkan
memiliki cita-cita untuk berhaji sebagai perwujudan pelajaran agama Islam.
Untuk menjembatani tersebut maka sekolah dalam hal ini guru agama perlu
melakukan kerjasama dengan pihak bank untuk membuka tabungan haji sebagai wujud
realisasi materi pelajaran dan mempersiapkan sebuah cita-cita. Proses yang
panjang dalam melakukan transaksi ke bank untuk Tabungan Haji akan semakin
menajamkan pemikiran bahwa bank memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mewujudkan
sebuah keinginan (berhaji).
8.
Program CSR bersama Pelajar
Program Coorporate Social Responcibility Bank akan semakin multi manfaat
bila dilakukan bersama dan melibatkan pelajar. Bentuk yang dapat dilakukan seperti
program kemanusiaan, peduli pendidikan, peduli
sarana sosial, peduli lingkungan dan budaya dan lain-lain.
E. Sebuah Harapan
Berbagai program yang disusun merupakan
sarana untuk mewujudkan keberhasilan edukasi perbankan. Perlu sikap saling
membutuhkan dan berprinsip simbiosis mutualisme agar kedua belah pihak
sama-sama mendapatkan keuntungan. Pada akhirnya, edukasi masyarakat di bidang
perbankan diharapkan dapat menjadi jembatan untuk membangun dan mewujudkan
masyarakat yang mengerti dan paham terhadap kegiatan dan produk serta jasa bank.
F. Referensi
Kelompok Kerja Edukasi Masyarakat di Bidang Perbankan. (2007). Cetak Biru Edukasi
Masyarakat
di Bidang Perbankan.
Jakarta: Bank Indonesia.
Oleh: Bambang Kariyawan
Guru
SMA Cendana Pekanbaru
Tidak ada komentar