Brand image
dalam teori marketing bisa diartikan sebagai
“kesan positif terhadap sebuah merek”. Dengan bahasa sederhana bisa kita
artikan pencitraan diri. Membangun kesan positif terhadap sebuah produk perlu
kerja keras dan usaha cerdas. Mengenalkan dan meningkatkan kualitas produk
harus tanpa henti dilakukan. Menjaga kepercayaan konsumen merupakan keniscayaan
bila produk yang dikenalkan ingin terpelihara brand imagenya.
Sebagai
seorang guru, membangun brand image
sangat diperlukan. Mengingat pendidikan saat ini telah menjadi sebuah industri yang
menghasilkan manusia berbobot. Ketika brand image yang melekat pada guru tidak
positif, maka bersiaplah penilaian terhadap industri pendidikan akan buruk. Citra
diri yang dituntut seorang guru saat ini adalah guru profesional. Guru
professional dituntut memiliki beragam kompetensi yang menjadi syarat
pencitraan diri itu.
Pencitraan
selalu berada dalam tataran ideal. Di mata peserta didik, perlu penjabaran
lebih detil makna citra guru professional tersebut. Bagaimana menjabarkannya? Kita
masih ingat ketika sekolah dulu, beragam julukan kita berikan pada guru kita.
Ada istilah guru killer, guru
penyabar, guru pemarah, guru humoris, dan lain-lain. Julukan tersebut masih
dalam bingkai perilaku. Untuk saat ini brand image yang harus lebih dibangun
sebagai guru professional harus menyentuh pada sisi “kepiawaian” seperti guru
peneliti, guru penulis, guru motivator, guru penyair, guru cerdas, guru
humanis, guru hebat dan beragam julukan lainnya.
Membangun
brand image tersebut tidak mudah,
perlu kerja keras untuk keluar dari kebiasaan rutin dengan mengajar. Misal
brand image sebagai guru peneliti, maka guru harus mampu memenej waktu dan
mengupgrade kemampuan untuk bisa menyelesaikan sebuah penelitian. Belum lagi
ketika kita ingin mencitrakan diri kita sebagai guru penulis. Kita harus
bertungkus lumus membagi waktu untuk bisa mengolah ide menjadi sebuah tulisan.
Dan sederet brand image lainnya yang
kesemuanya bermuara pada kedisiplinan mengatur waktu dan kemauan untuk belajar
pada ranah yang ingin kita tingkatkan.
Memelihara
dan meningkatkan citra diri positif sebagai guru perlu dilakukan dari waktu ke
waktu. Selain faktor dari dalam diri seorang guru, faktor lingkunganpun harus
mampu diciptakan sebagai lingkungan kondusif yang menunjang semakin bersinarnya
citra diri tersebut. Brand image
sebagai guru profesional tersebut bukanlah sekedar status namun sebuah harga
diri yang harus dijaga. Kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi?
Tidak ada komentar